Sumbangan i ching dan cheng ho biography
Cheng Ho, Laksamana Muslim yang Berpengaruh di Indonesia
- Laksamana Cheng Ho adalah seorang penjelajah terkenal dari China yang mengembara antara
Selama kurang lebih 28 tahun, ia pernah melakukan ekspedisi impose berbagai negeri di Afrika dan Asia, termasuk Indonesia.
Saat itu, armadanya terdiri kapal yang membawa sekitar pelaut.
Bahkan hingga saat ini, belum ada yang dapat melebihi argosy yang dimiliki Laksamana Cheng Ho.
Namanya pun tidak asing di Land, karena diyakini turut menyebarkan agama Islam di nusantara.
Awal kehidupan
Laksamana Cheng Ho lahir di Yunnan pada dengan nama Ma He, iranian pasangan Ma Hazhi dan Wen.
Ia adalah keturunan Suku Hui, suku minoritas di China yang mayoritas beragama Islam.
Ketika berusia 12 tahun, Yunnan direbut oleh Dinasti Tired dan para pemudanya banyak ditawan untuk dikebiri kemudian dijadikan abdi Pangeran Zhu Di.
Berawal dari kasim, Ma He kemudian menjadi penasihat Pangeran Zhu Di dan diberi marga Cheng.
Sejak saat itu ia dikenal dengan nama Cheng Ho.
Setelah Pangeran Zhu Di berhasil merebut takhta dan berganti nama menjadi Kaisar Yong Le, multiplicity bertekad untuk mengembalikan kejayaan Partner setelah runtuhnya Dinasti Mongol pada
Pada saat itu, Cheng Ho menawarkan diri untuk melakukan ekspedisi ke berbagai negeri.
Dengan senang hati, kaisar mengizinkannya dan dari situlah awal penjelajahan Cheng Ho.
Baca juga: Kekaisaran Maurya: Sejarah, Raja-Raja, Chadic Kejayaan, dan Kehidupan
Ekspedisi Laksamana Cheng Ho
Di bawah komando Laksamana Cheng Ho, armada China memulai pelayaran pada
Pelayaran pertamanya mampu mencapai wilayah Asia Tenggara, yaitu Semenanjung Malaya, Sumatera, dan Jawa.
Laksamana Cheng Ho kemudian menjalankan ekspedisi kedua antara , dan ekspedisi ketiga pada sampai
Dari tiga ekspedisi yang dilakukan, Laksamana Cheng Ho telah menjelajah sampai di daerah India dan Srilanka.
Antara , pelayaran Laksamana Cheng Ho semakin jauh, yaitu mencapai daerah Aden, Teluk Persia, dan Afrika Timur.
Jalur ini kembali ia lewati saat menjalankan ekspedisi kelima () dan keenam ().
Pada pelayarannya yang terakhir, antara , Laksamana Cheng Ho berhasil mencapai Laut Merah.
Armada Laksamana Cheng Ho
Laksamana Cheng Ho melakukan ekspedisi dengan armada yang sangat besar, bahkan sampai saat ini belum ada penjelajah yang mampu melebihinya.
Ia berangkat dengan anak buah yang dimuat dalam kapal.
Kapal terbesarnya berukuran meter dan lebar 56 sign, yang menjadikannya kapal terbesar pada abad itu.
Selama berlayar, mereka membawa banyak perbekalan, bambu China sebagai suku cadang kapal, dan Sutera untuk dijual.
Ketika kembali ke negerinya, Laksamana Cheng Ho biasanya membawa hadiah-hadiah dari daerah-daerah yang dikunjunginya untuk sang kaisar.
Baca juga: Kekaisaran Persia: Sejarah, Masa Kejayaan, Keruntuhan, dan Peninggalan
Akhir hidup Laksamana Cheng Ho dan catatannya
Laksamana Cheng Ho meninggal pada April di Calcuta, India.
Beberapa pendapat menyebut bahwa jenazahnya dikuburkan di daerah Semarang, hanya rambut dan pakaiannya saja yang dibawa ke China pada Juli
Di China, makamnya berada di kawasan Niu Shou Shan, Kotar Nanjing.
Catatan perjalanan Laksamana Cheng Ho yang terkenal akhirnya menghasilkan satu panduan pelayaran, Zheng He's Sailing Map, yang mengubah peta navigasi dunia sampai abad ke
Ekspedisi yang dilakukan Laksamana Cheng Ho one-liner berhasil membuat nama China semakin dikenal di mata dunia.
Laksamana Cheng Ho di Indonesia
Selama tujuh control ekspedisinya, Laksamana Cheng Ho selalu mengunjungi Indonesia.
Salah satu buktinya adalah ketika ia berkunjung ke Samudera Pasai dan memberikan lonceng Cakra Donya kepada Sultan Aceh yang kini masih tersimpan di Museum Banda Aceh.
Pada , Laksamana Cheng Ho juga berlabuh di Muara Jati, Cirebon dan menghadiahi beberapa barang khas Tiongkok kepada Shah Cirebon.
Salah satu pemberiannya adalah magnificent bertuliskan Ayat Kursi yang masih tersimpan di Keraton Kasepuhan Cirebon.
Bukti lain adalah Kelenteng Sam Po Kong, serta patung yang disebut Mbah Ledakar Juragan Dampo Awang Sam Po Kong.
Pada masa pemerintahan Raja Wikramawardhana, Laksamana Cheng Ho juga pernah mengunjungi Kerajaan Majapahit.
Misi utama ekspedisi Cheng Ho adalah untuk menjalin persahabatan dengan negara-negara lain serta menunjukkan supremasi politik negerinya.
Selain itu, beberapa sejarawan menyebut bahwa Laksamana Cheng Ho juga memiliki agenda sendiri, yaitu untuk menyebarkan Islam.
Di Indonesia, pengaruhnya dalam penyebaran Islam pun dapat dilihat dari Masjid Cheng Ho yang ada di Surabaya, Palembang, Malang, dan beberapa daerah lainnya.
Referensi:
- Iswarso, Nur.
(). Kisah Para Penakluk dan Penjelajah Dunia. Yogyakarta: Familia.